Banyak kantor bingung: lebih baik sewa printer atau beli sendiri? Di era efisiensi dan fleksibilitas, keputusan ini bisa berdampak langsung pada anggaran dan operasional harian kantor. Artikel ini akan bantu kamu menentukan pilihan terbaik!
🛒 1. Beli Printer: Cocok Jika…
- Volume cetak kecil (misalnya < 500 lembar/bulan).
- Ingin kontrol penuh atas perangkat.
- Ada tim IT internal yang bisa merawat printer.
- Budget pengadaan langsung tersedia.
Kelebihan:
- Milik sendiri, bebas atur penggunaannya.
- Tanpa kontrak jangka panjang.
Kekurangan:
- Harus tanggung biaya tinta, servis, dan sparepart.
- Nilai aset turun (depresiasi).
- Risiko kerusakan di luar garansi.
📦 2. Sewa Printer: Cocok Jika…
- Volume cetak menengah ke tinggi (ratusan hingga ribuan lembar/bulan).
- Tidak ingin repot soal tinta, servis, dan perawatan.
- Butuh laporan penggunaan & kendali biaya yang jelas.
- Kantor cabang banyak, perlu standar layanan.
Kelebihan:
- Biaya tetap per bulan, mudah dianggarkan.
- Tidak perlu beli tinta atau sparepart.
- Support teknis dan penggantian unit cepat.
- Bisa upgrade model sesuai kebutuhan.
Kekurangan:
- Bukan milik sendiri.
- Terkait kontrak jangka waktu tertentu (biasanya 1–3 tahun).
📊 Simulasi Sederhana
Skema | Beli Printer Inkjet | Sewa Printer Laser Mono |
---|---|---|
Harga Awal | Rp 2.500.000 | Rp 250.000/bulan |
Tinta per Bulan | Rp 150.000 | Sudah termasuk |
Servis & Spare | Tanggung Sendiri | Sudah termasuk |
Upgrade Unit | Beli lagi | Bisa saat kontrak baru |
Dalam 3 tahun, biaya total bisa jadi lebih efisien dengan sewa, terutama untuk printer bisnis.
🎯 Kesimpulan
✅ Beli printer cocok untuk pemakaian ringan dan jangka panjang.
✅ Sewa printer lebih hemat untuk kebutuhan cetak rutin, tanpa repot perawatan.
Jika kamu mengelola kantor cabang, sekolah, atau bisnis yang padat cetak, skema sewa printer all-in lebih praktis dan terukur.

Tidak ada komentar: